Sekarang Bahagianya Udah Beda
Kalau dulu bahagianya pergi ke sekolah,
bercanda, sampai dimanjakan dengan sikap dan perhatiannya. Maka sekarang aku
memilih bahagia yang berbeda. Bahagiaku bukan lagi tentang dia. Ataupun
melihatnya malu sampai memerah ketika tak sengaja memujiku.
Setiap
orang, termasuk kamu, berhak untuk bahagia dan memilih bahagianya. Termasuk
bersama siapa ia bahagia. Tidak ada yang dapat memaksa seorang lelaki bahagia
bersama seorang perempuan selama tak ada ikatan halal diantaranya. Terlebih
jika kamu, bukan wanita yang ia inginkan untuk bahagia bersamanya. Mungkin,
kamu pernah menjadi bahagianya. Tetapi, itu dulu. Jangan pernah kamu paksakan
rasa, karena sesuatu yang dipaksakan tidak akan pernah berarti apa-apa
nantinya. Jika hari ini ia telah memilih wanita lain, maka bersabarlah. Lukamu
akan segera pulih. Percaya padaku.
Sebelum
kamu meminta tissue untuk menghapus air mata yang saat ini mulai membendung,
mungkin kamu bisa mengangkat tanganmu untuk menepukkannya bersama tanganku.
Atau bahkan kita dapat berpelukkan. Karena rasa sakit yang sedang kamu rasakan
sama seperti apa yang pernah aku rasakan dahulu. Tidak apa-apa. Buktinya,
sampai saat ini lubang hidungku masih dapat tetap melaksanakan kewajibannya
menjadi jalan masuk Oksigen setiap part per million waktu.
Memang
tidak mudah rasanya untuk melepaskan dia. Namun jika hatimu menjadi taruhannya,
apakah hanya setinggi itu kehormatanmu? Sadarlah, tuan putri. Jika ia telah memilih
bahagia yang berbeda, maka kamu juga berhak melakukannya. Eits! Aku tidak
sedang menyuruhmu menjadi pemikat hati lelaki lain atau bahkan semua lelaki
disekelilingmu. Seriously, tidak akan berarti apa-apa untukmu nanti. Cara
seperti itu hanya membuka peluang untuk kamu kembali terluka. Karena pada
kenyataannya kamu tetap merasakan sakit ketika melihat dia bersama wanita yang
kini menjadi bahagianya.
Maka
sekarang, izinkan aku bercerita tentang bahagia yang tak lagi sama. Bahagiaku
sudah beda. Tidak ada satu katapun dari namanya yang menjadi bagian dari hari-hari
yang aku lewati. Tidak pernah aku memaksakan hal ini terjadi, namun semua
berjalan begitu saja semenjak kamu pergi. Rasa kecewa, kesal, dan sedih menjadi
hal lumrah yang sempat aku rasakan. Namun kemudian, aku memilih kembali
kepada-Nya. Kenyataannya, Dia jauh lebih mencintaiku dibanding dia. Dia yang
selalu memberikan pelukan hangat pada seorang hamba yang menitihkan air mata
dalam sujudnya. Dia yang menghadirkan ketenangan saat aku merasa tak ada lagi
tempat untuk ketenangan pada setiap sudut di muka bumi ini. Dialah Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang tidak akan sekalipun mematahkan harapan
yang tergantung pada-Nya.
Kalau
selama ini kamu tidak pernah merasakan kebahagian dari cinta-Nya, itumah
kamunya aja yang ngeyel!
Salam kenal dari ezzyh
BalasHapushttps://ezzyhhijabstore.blogspot.co.id/